google.com, pub-5820561844112673, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Iklan

Pentingnya Meritokrasi agar Restorasi tak Setengah Hati

Author by Fitra Andriyan
Monday, July 31, 2023 | July 31, 2023 WIB Last Updated 2023-07-31T09:14:58Z
Foto: Fitra Andriyan wartawan media online/dok.ist

ARDnusantara.com -- "Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, dimana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR.Muslim).

Ungkapan hadist di atas adalah gambaran nyata bagaimana beratnya tugas menjadi seorang pemimpin yang diamanahkan oleh rakyat kepadanya, sehingga seluruh aspek yang mencakup segala keputusan, tindakan serta perbuatan, menjadi satu kesatuan yang melekat pada dirinya untuk kemudian diterapkan sebagai realisasi dari apa yang telah diamanahkan oleh rakyat itu sendiri kepadanya.

Jika setiap kebijakan maupun keputusan yang di ambil oleh pemimpin akan berdampak bagi kemaslahatan rakyat pada umumnya, maka ia akan terus di cintai dan dikenang oleh rakyat itu sepanjang masa, namun jika dalam kepemimpinannya didapati banyak melakukan keputusan ataupun kebijakan yang salah bahkan terkesan abai bukan tidak mungkin rakyat Akan menjauhi para pemimpin yang di anggap gagal dalam merefleksikan keinginan rakyatnya.

Tidak mudah memang, karena dalam mengaktualisasikan segala bentuk kebijakan serta aturan, demi Kemaslahatan Rakyat yang telah di amanahkan kepadanya, dengan tujuan agar negeri ini menuju pada perubahan yang lebih baik, tidak jarang akan mendapatkan suatu perlawanan dari segelintir orang atau kelompok atau bahkan mayoritas kelompok itu sendiri, yang masih ingin berada di Zona Nyaman, dengan mempertahankan Status Quo atas apa yang ada atau telah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.

Tarik Ulur, Tukar Guling dan Bahkan pola Dagang Sapi sepertinya sudah bukanlah sesuatu yang diharamkan untuk diterapkan dalam merumuskan setiap kebijakan pengambilan keputusan hanya untuk mempertahankan apa yang di inginkan oleh segelintir atau sekelompok orang atau golongan.

Akibatnya hari ini kita melihat bangsa ini masih dirasakan belum sepenuhnya merefleksikan dirinya untuk kemakmuran negeri, kita masih disuguhkan dengan berbagai permasalahan yang menyelimuti diberbagai instansi pemerintahan yang belum bisa dituntaskan secara maksimal, hal itu terlihat dari lambannya proses penegakan hukum serta proses penegakan hukum itu sendiri yang masih dianggap tebang pilih, kemudian tindakan Korupsi yang masih terus terjadi dan seolah-olah sudah menjadi "Trend Masa Kini" Serta upaya dalam Merestorasi Negeri ini tampaknya masih setengah hati.

Apakah Upaya pemerintah yang dilakukan selama ini dianggap gagal, jawabannya tentu tidak!, berbagai terobosan sudah pada On The Right Track, namun beberapa PR penting untuk negeri ini sepertinya masih menjadi momok tersendiri untuk diselesaikan secara tuntas tanpa menyisakan pertanyaan dari publik yang mengamati.

Kita bisa mencermati beberapa kasus yang kemudian terindikasi melibatkan seseorang yang berada di lingkaran kekuasaan atau yang memiliki korelasi terhadap penguasa sangat mungkin akan dipengaruhi oleh konflik kepentingan, baik itu kepentingan secara Personal, Kelompok, maupun Golongan dan bermuara serta diyakini adanya upaya-upaya negosiasi untuk mengambil jalan "Mengamankan Diri dan Posisi" Dalam berbagai bentuk intervensi karena berada di lingkaran kekuasaan itu sendiri.

Jika hal ini terus terjadi secara berulang ulang dan dianggap sebagai sesuatu yang lumrah, maka tidak menutup kemungkinan bangsa ini akan terus mundur kebelakang dan perlahan akan menggerogoti generasi yang akan datang dengan sendirinya, sehingga akan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang lemah di mata rakyatnya bahkan dimata dunia, sebab menyisakan Legacy buruk yang akan menjadi catatan untuk dikenang oleh segenap anak bangsa.

Disinilah posisi pemimpin yang amanah sangat di butuhkan, Pemimpin yang memiliki Dedikasi dan Integritas serta Reliable dan memiliki Kapabilitas untuk memimpin pemerintahan baik dari tingkat Eksekutif maupun Legislatif, agar segala permasalahan dan tantangan yang dihadapi dapat terealisasikan dengan baik dan tentu semua harus berjalan searah sesuai dengan kepentingan seluruh rakyat yang ia pimpin, bukan atas dasar kepentingan pribadi, kelompok atau golongan semata.

Pemimpin inilah yang kelak akan menjadi Role Model yang mengedepankan Meritokrasi sehingga tidak akan melahirkan para patronase dan kaum Hipokrasi yang akan menggerogoti bangsa ini demi Kepentingan Diri , Kelompok atau Golongan tertentu hanya untuk memenuhi Nafsu Syahwat Duniawi.

Kita berharap dengan sebentar lagi akan diselenggarakan pesta demokrasi Pemilu 2024 secara serentak di seluruh negeri, menjadikan momentum bagi para seluruh warga negara yang sejatinya adalah pemilik negeri ini, untuk menentukan nasib bangsa ini ke depan Dengan cara Memilih dan Memilah para pemimpin baik di tingkat Eksekutif maupun Legislatif yang benar-benar lahir atas dasar keinginan untuk memperbaiki Negeri, bukan yang hanya sekedar unjuk gigi demi "Memperkaya Diri".

Tanpa terasa dipenghujung bulan ini, sebentar lagi kita akan memasuki usia Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan Negeri, Kita wajib dan patut menghargai Perjuangan para pahlawan bangsa dengan segenap daya dan upaya yang telah meneteskan Keringat, Darah dan Air Mata berjuang untuk memerdekakan negeri ini agar terbebas dari penjajahan negara asing yang ingin menguasai Ibu Pertiwi. Dirgahayu Negeriku, Dirgahayu Bangsaku untuk menjadi negeri yang lebih baik lagi.


Penulis : Fitra Andriyan

( Dilarang mengutip sebagian atau keseluruhan dari artikel ini tanpa persetujuan dari Redaksi )





Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pentingnya Meritokrasi agar Restorasi tak Setengah Hati

Trending Now

Iklan